PPKN

                                                       Kearifal Lokal

 Pengertian kearifan lokal

         Kearifan lokal adalah pamdangan hidup, nilai, dan pengetahuan yang diwariskan secara turun temurun oleh suatu masyarakat. Kearifan lokal juga merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut.  Kearifan lokal terdiri dari berbagai macam nilai,norma, tradisi, kepercayaan dan lain lain.

      fungsi kearifan lokal menjadi pedoman hidup dalam menghadapi masalah kehidupan sehari hari, sebagai saran konservasi dan pelestarian sumber daya alam, pengembangan sumber daya manusia, pengembangan kebudayaan dan ilmu pegetahuan.
  

 Ada beberapa contoh kearifan lokal sebagai berikut: 

1. Peta kapanca 

"Peta" berarti melumat, " Kapanca" berarti daun pacar yang telah digiling halus diatas telapak tangan  calon penganti wanita yang dilakukan pada malam hari pertama. Tujuannya adalah  sebagai pengingat bahwa kedua pengantin telah melepas masa lajangnya. manfaat peta kapanca adalah sebagai media dakwah untuk menambah ketaqwaan, tawakkal, dan mempererat ukhuwah. pelaksanaan biasanya dilaksanakan sehari sebelum akad nikah dan resepsi perkawinan.

2.Reog Ponorogo

       Reog ponorogo adalah  seni pertujukan tradisional yang berasal dari kabupaten ponorogo, jawa timur. Reog merupakan warisan budaya tak benda dunia yang menggambarkan harmoni antara tari, musik, dan mitologi. Reog ponorogo memiliki sejarah panjang dan kaya, tidak bisa dilepaskan dari terbentuknya ponorogo. Reog ponorogo awalnya bernama "Barongan" dan dibawa oleh Ki Ageng Suryongalam dari bali.

 

3. Grebeg Maulud

   Grebeg maulud adalah upacara adat yang dilakukan untuk memperigati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini merupakan puncak acara perayaan Maulid Nabi di Keraton Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.  Grebek Maulud merupakan salah satu budaya Yogyakarta yang mengandung unsur Kejawen. Tradisi ini dilestarikan oleh masyarakat dan pemerintah provinsi Yogyakarta.